Mata-mata tertata rapi disepanjang jalan
Melihat sedikit kelemahan jiwa
Raga rapuh lelah menunduk
Tak sidikitpun dapat mengangkuhkan dagu
Hey kamu, dimana mata kamu
Menelan ludah tuk mengganjal perut
Bulan yang indah memudar keruh
Seakan-akan dirinylah yang menjadi juru
Transparan tampangmu,keruh hatimu
Mengibaskan panas menggebu-gebu
Satu diantaranya diam
Menjejal ihwal yang berbeda
Mata-mata transparan mendekap ragu
Ku tau kau yang akan membunuhku
Hanya hari ini mataku biru
Esok aku akan melihat haru
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar